Hejokeun adalah usaha yang bergerak pada pembuatan pot teraso dan indoor plant styling. kami memproduksi pot berbahan dasar semen putih dan teraso dengan kualitas dan tampilan yang baik dari tembikar serta tahan untuk dikirim jarak jauh. bagi kalian yang ingin didekor ruangan/kantor/rumah agar lebih hijau dengan teraso pot tanaman dan tanaman yang kami usulkan dan sediakan agar terlihat lebih menarik. selain menjual kami juga menyediakan jasa rental tanaman untuk kantor-kantor disekitar bandung & jabodetabek.
untuk pertanyaan lebih lanjut, silahkan untuk hubungi kami di
telp/sms/WA : +62 856-2427-0405
atau
DM ig : @hejokeun_id.
InfoBandung,-
Pemerintah Kota Bandung berencana akan menambah satu lagi ruang terbuka publik di sekitaran pusat Kota. Kali ini kawasan yang dibidik adalah kawasan Cicendo. Rencana pembangunan alun-alun di Cicendo ini sebagai salah satu upaya pemerataan pembangunan di Kota Bandung.
Pembangunan Alun-alun di Cicendo tersebut ditargetkan rampung pada bulan Desember 2017 dan diklaim akan menjadi Alun-alun paling cantik di Kota Bandung.
“Ini (lahan) 5 .000-an meter untuk Alun-alun Cicendo, target akhir Desember selesai, kalau jadi, insya Allah akan jadi yang paling keren se-Bandung,” ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil seperti diberitakan laman Pikiran Rakyat.
Emil sapaan akrabnya mengatakan jika nantinya di Alun-alun Cicendo ini akan tedapat beberapa fasilitas publik, diantaranya; skate park, tempat istirahat, pusat kuliner, bengkel kerja seni dan lainnya.
Tidak hanya membangun Alun-alun di kawasan Cicendo, pada tahun ini Pemerintah Kota Bandung juga akan membangun Alun-alun di kawasan CIbiru.
Pembangunan Alun-alun di setiap wilayah ini merupakan bagian dari rencana Pemkot Bandung untuk melakukan pemerataan pembangunan dengan harapan nantinya setiap kecamatan akan memiliki satu Alun-alun.
The hotel-in-the-tower has sprouted ever taller since the Waldorf Astoria relocated to a 47-storey skyscraper in 1931; this was the tallest example of the type in the world until Stalin’s Hotel Ukrainia was completed in 1957. In recent years, hotels have become standard anchor tenants of skyscraper developments, hollowing out their tips as plunging atria. These have, however, been sealed volumes – until WOHA designed a hotel for Singapore, its upper reaches a huge cylindrical trellis open to the sky. There are also three enormous sky gardens carved into the building’s lower levels, and lush planting that spreads across the porous red mesh of the facade in the form of creepers. In a tropical context where the tall building is generally an air-conditioned bubble, this design revisits Charles Correa’s proposition that vernacular traditions of openness need to be reconsidered as a means of reconnecting the modern building with its environment.